Image of Earth, from space, showing Australia and IndonesiaAII LogoGeografi Austalia
Halaman Utama > Hubungan antara Australia dan Indonesia > Untuk Guru

BAB 11

Hubungan antara Australia dan Indonesia  |  Latihan untuk Siswa  |  Untuk Guru

Untuk Guru

Perkembangan dalam Hubungan Internasional Australia

Tahap-tahap utama

Hubungan antara Australia dengan negara-negara lain di dunia dapat dilacak melalui tiga tahap utama. Namun, transisi dari satu tahap ke tahap lain tidak merupakan batas yang jelas.

Ketika Australia menjadi koloni Inggris, ikatannya adalah dengan Kerajaan Inggris dan ke negara Inggris sebagai Negara Induk. Hal ini berlangsung sejak permulaan koloni pertama di Sydney pada tahun 1788 sampai sesudah Perang Dunia II. Tahap kedua dimulai selama Perang Dunia II dan berlangsung sampai berakhirnya Perang Dingin. Dalam jangka waktu tersebut, terbentuklah hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat dan ada banyak pengaruh Amerika terhadap masyarakat Australia. Namun, pada saat yang sama, orang Australia juga mulai menyadari posisinya di kawasan Asia Pasifik. Hal ini merupakan Tahap ketiga, khususnya selama dua dasawarsa terakhir, yakni semakin meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya Asia bagi Australia.

Tahap Pertama

Perkembangan di Australia harus dipahami dalam konteks Kerajaan Inggris di Abad ke-19. Keenam koloni di Australia (yakni NSW, VIC, TAS, AS, AB, &QLD) semuanya dibentuk oleh Inggris. Ketika Australia menjadi negara persemakmuran federal pada tahun 1900-1901, hal ini adalah dengan izin Parlemen Inggris serta melalui pengambilan suara dari bangsa Australia. Penduduk utama di keenam koloni tersebut benar-benar dari Inggris dan menganggap Inggris sebagai Negara Induk. Hingga tahun 1950-an, Inggris merupakan tempat tujuan bagi mayoritas ekspor Australia dan bank-bank Inggris di Australia mengirim sangat banyak investasi dari Inggris dalam pembangunan ekonomi bangsa tersebut.

Orang Australia meniru Inggris dalam pertahanannya dan dalam menjalankan urusan luar negerinya. Ketika Asia didominasi oleh kekuasaan kolonial, keprihatinan Australia yang utama sebelum tahun 1939 adalah mengenai munculnya Jepang. Meskipun orang Australia telah menciptakan angkatan pertahanannya sendiri sebelum masa Perang Dunia I, angkatan pertahanan ini relatif kecil, mereka bergantung kepada Inggris untuk perlindungan mereka, khususnya melalui pangkalan angkatan lautnya yang besar di Singapura.

Ketika perang pecah pada tahun 1939, seperti halnya dalam Perang Dunia I, Australia langsung ikut berperang mendukung negara induknya. Namun, menjelang tahun 1941 jelas bahwa Inggris sedang sibuk dalam peperangannya melawan Jerman dan hanya dapat membantu sedikit untuk melawan Jepang di kawasan Pasifik. Serangan Jepang terhadap Pearl Harbour pada bulan Desember 1941 dan jatuhnya Singapura pada awal tahun 1942 merupakan suatu kejutan. Orang Australia sekarang mencari rekan baru di Pasifik dan mereka menoleh ke Amerika Serikat.

Tahap Kedua: Amerika Serikat

Selama Perang Dunia II lebih dari satu juta orang Amerika menggunakan Australia sebagai pangkalan dan kemudian jelas ada pengaruh Amerika Serikat terhadap masyarakat Australia. Pemerintah Australia sekarang berkepentingan menemukan tempat Australia di mata dunia, terutama di Asia. Dukungan Australia terhadap kemerdekaan Indonesia melalui PBB mencerminkan pendekatan baru ini. Sesudah Cina menjadi negara komunis pada tahun 1949 dan sesudah pecahnya Perang Korea pada tahun 1950, Perang Dingin menjadi suatu unsur penting dalam kebijakan luar negeri Australia. Australia secara tegas mendukung Amerika Serikat dalam peperangannya melawan komunisme di Asia. Ketika Perang Dingin berakhir pada tahun 1980-an, Australia mengubah pendiriannya mengenai perlindungan militer dari Amerika Serikat. Dalam hal lain, pengaruh Amerika Serikat di Australia masih tetap besar dengan adanya investasi ekonomi Amerika dalam sektor manufaktur (perpabrikan) di Australia. Pengaruh budaya Amerika sangat kuat melalui media massa (film, televisi, dan buku-buku). Banyak akademisi Australia yang lulusan Amerika dan kurikulum pendidikan Australia semakin dipengaruhi oleh kecenderungan pendidikan Amerika.

Tahap Ketiga: Asia

Tahap ketiga bermula pada periode adanya pengaruh Amerika Serikat. Meskipun Australia mementingkan hubungan dengan Amerika, sekarang Australia mulai mencari tempatnya di tengah-tengah Asia yang sedang berubah, sejak tahun 1945. Hal ini khususnya tampak jelas dalam hubungan perdagangan. Menjelang akhir tahun 1950-an
Jepang muncul sebagai konsumen utama bagi ekspor Australia dan dalam waktu beberapa tahun Jepang menggeser Inggris sebagai pasar ekspor yang penting. Menjelang tahun 1995 kira-kira 61% dari ekspor Australia adalah ke Asia dan enam dari sepuluh mitra dagang utamanya adalah Asia (Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Cina/Hong Kong).

Selama tahun 1980-an, Australia (berlainan dengan Amerika) mulai mengembangkan hubungan yang sangat baik dengan Vietnam dan menjelang tahun 1990 Australia merupakan investor asing terbesar di negara tersebut. Australia mengambil peranan yang menonjol dalam pembentukan forum untuk Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), yang di tahun 1995 sepakat untuk menuju ke arah kawasan perdagangan bebas di kawasan Asia/Pasifik menjelang tahun 2020.

Selama tahun 1980-an, Australia menjadi kurang berminat melawan komunisme Asia. Perencanaan pertahanan mulai difokuskan kepada kebutuhan untuk mandiri dalam hal strategi pertahanan dan untuk mencari pengaturan pertahanan-keamanan yang lebih dekat secara regional dengan para tetangga dekatnya.

Perjanjian tahun 1996 mengenai Pertahanan Keamanan merupakan suatu langkah yang amat penting menuju terjaminnya perdamaian dan stabilitas kawasan serta suatu komitmen untuk menjamin pembangunan dan kesejahteraan ekonomi.

Pada tahun 1996, semakin pentingnya Asia tercermin dalam program imigrasi yang sifatnya tidak membeda-bedakan, dan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah imigran Asia yang menetap di Australia.

Pemerintah Australia menoleh ke Asia untuk mencari pasar-pasar jenis baru. Mahasiswa Asia telah didorong untuk belajar di universitas Australia, dan saat ini ada 60.000 mahasiswa yang terdaftar di universitas-universitas Australia.

Ledakan global dalam bidang pariwisata juga menunjukkan peningkatan dalam proporsi wisatawan kelas menengah Asia
yang tertarik mengunjungi Australia.

Akhirnya, semakin meningkatnya hubungan dengan Asia tercermin dalam perdebatan mengenai apakah Australia harus menjadi republik menjelang tahun 2000. Sebagian dari sebab timbulnya perdebatan ini adalah karena orang Australia mencari jati diri yang bebas dari kaitan lamanya dengan Inggris, di samping juga merupakan cerminan perlunya Australia diterima sebagai bangsa multikultural yang mandiri di kawasan Asia.

Kembali ke atas


Halaman Berikutnya: Daftar Kosakata Pilihan
Halaman Sebelumnya: BAB 11: Latihan untuk Siswa