Image of Earth, from space, showing Australia and IndonesiaAII LogoGeografi Austalia
Halaman Utama > Sumber Mineral di Australia > Untuk Guru

BAB 6

Sumber Mineral di Australia  |  Latihan untuk Siswa  |  Untuk Guru

Untuk Guru

Partisipasi Australia dalam industri tambang Indonesia

Indonesia dan Australia dikaruniai sumber energi dan mineral yang berlimpah. Pengembangan sumber-sumber energi dan mineral Indonesia telah meningkat pesat sejak diperkenalkannya Peraturan Penanaman Modal dan Pertambangan yang penting pada tahun 1967. Peraturan ini telah memungkinkan adanya sektor swasta, baik lokal maupun asing, dalam pengembangan sumber-sumber energi dan mineral Indonesia.

Perusahaan pertambangan Australia telah menjadi penanam modal yang besar dalam eksplorasi mineral dan pertambangan di Indonesia. Mereka telah secara aktif terlibat dalam:

Perusahaan-perusahaan Australia adalah penanam modal asing terbesar dalam industri pertambangan di Indonesia. Perusahaan ini membentuk lebih 60% dari jumlah penanaman modal asing. Pada saat ini lebih dari 178 perusahaan Australia yang memberikan peralatan dan jasa kepada industri pertambangan, pembangunan dan penggalian di Indonesia.

BHP Australia

Perusahaan Pemilikan Broken Hill (biasanya disingkat BHP) di Australia adalah salah satu perusahaan sumber daya terbesar yang banyak jenisnya. Perusahaan tersebut menjalankan empat usaha utama, yaitu tembaga, mineral, minyak dan baja. Di Indonesia, BHP terlibat dalam banyak proyek pertambangan.

BHP mempunyai bunga (untuk modal) 80% dalam tambang-tambang batubara termal di Senakin, Satui dan Petangis di Kalimantan. BHP memulai partisipasinya dalam eksplorasi dan pengembangan cadangan batubara di Satui dan Senakin pada tahun 1981. Menjelang tahun 1983 secara jelas terdapat batubara yang jumlahnya bisa diperdagangkan dan sebuah tambang percobaan dibuka di Senakin pada tahun 1985. Tambang itu berproduksi penuh pada tahun 1989.

Pada tahun 1994 BHP ikut serta dalam perluasan Senakin dan Satui yang menjadi PT Arutmin, dengan dana sejumlah 120 juta dolar AS. Hal ini termasuk pembangunan terminal batubara seharga 80 juta dolar AS di Pulau Laut. BHP juga ikut serta dalam pengembangan cadangan batubara di Petangis di Tambang Senakin menghasilkan 4 juta ton batubara per tahun dan tambang Satui 2 juta ton. Tambang Petangis melakukan pengiriman pertama pada bulan Maret 1994 dan menghasilkan 1 juta ton per tahun.

Batubara dari tambang-tambang ini dikirimkan dengan kapal melalui terminal di Pulau Laut. Kira-kira 75% dari batubara ini digunakan untuk keperluan perlistrikan dan industri di Hong Kong, Jepang, dan Filipina. Batubara juga digunakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Cile.

Jumlah total orang yang dipekerjakan dalam ketiga tambang tersebut kira-kira 2.500 orang, dan 1.300 di antaranya adalah pekerja kontrakan.

PT Arutmin dan PT Kendilo telah menyetujui Perencanaan Dampak Lingkungan (AMDAL) dan mengikuti Perencanaan Pengelolaan Lingkungan (RPL) untuk melindungi daerah-daerah tempat beroperasinya perusahaan tersebut. Perencanaan tersebut berkenaan dengan pemeliharaan mutu air permukaan, penghijauan, dan pemantauan lingkungan kelautan.

Eksplorasi dan evaluasi batubara berlanjut di Kalimantan dan Sumatera.

BHP melakukan eksplorasi logam berharga dan logam dasar yang tidak mengandung besi di Sulawesi Utara, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Pulau Obi, dan Sumba.

PT Batubara Prima Kaltim Indonesia

Perusahaan ini mengoperasikan sebuah sumur yang merupakan tambang batubara terbuka di Kalimantan Timur. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan 50/50 antara perusahaan pertambangan CRA Australia dengan BP Inggris. Produksi dimulai pada tahun 1991 sesudah adanya penanaman modal awal sejumlah 550 juta dolar AS. Hasil pada tahun pertama operasi adalah 7,3 juta ton. Ini adalah tambang terbesar di Indonesia.

Pelaksanaannya terdiri atas tambang, pabrik penghancur batubara, pencucian batubara, alat pembawa barang (conveyor) batabura sejauh 13 kilometer (salah satu yang terpanjang di dunia), terminal laut, bengkel, gardu induk tenaga listrik, gudang, kantor-kantor, dan dua perkotaan.

Batubara Prima bermutu tinggi dengan kandungan kalorifik tinggi, dan rendah kandungan debu, belerang dan kelembabannya. Batubara tersebut diekspor ke Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Eropa.

Emas Kelian

PT Pertambangan Khatulistiwa Kelian (Kelian Equatorial Mining) adalah 90% milik CRA Australia dan 10% milik PT Harita Jayaraya Indonesia. Terletak di Sungai Kelian, anak sungai Mahakam, tambang ini adalah salah satu tambang emas terbesar di Indonesia. Cadangan emas diperkirakan berjumlah 53,5 juta ton, dengan penggolongan 1,97 gram per ton.

Produksi emas dimulai pada tahun 1992, sesudah dua tahun membangun dan mengeluarkan modal sejumlah 231 juta dolar AS. Dalam tahun pertama produksi penuhnya, hasil emas mencapai 14,5 ton dari 6,2 juta ton bijih yang diolah.

Pelaksanaan tersebut terdiri atas tambang, pabrik pengolah emas, dermaga, jalan sepanjang 47 kilometer, jaringan pipa sepanjang 5 kilometer, dam pembuangan, gardu induk tenaga listrik, sistem persediaan air, fasilitas akomodasi, dan komunikasi.

Andil Australia

Kontraktor inti Australia dalam bidang geologi, rekayasa, konstruksi, dan pertambangan telah memainkan peranan yang penting dalam pesatnya pertumbuhan industri pertambangan Indonesia. Tampaknya kerja sama antara perusahaan pertambangan Indonesia dan Australia akan terus berlanjut di masa depan.

Orang Australia dan Indonesia mempunyai dasar yang kuat untuk terus memperkuat kemitraan dalam suatu industri yang sangat penting bagi kesejahteraan kedua negara di masa depan.

Kembali ke atas


Halaman Berikutnya: BAB 7: Pabrik di Australia
Halaman Sebelumnya: BAB 6: Latihan untuk Siswa