Image of Earth, from space, showing Australia and IndonesiaAII LogoGeografi Austalia
Halaman Utama > Benua Australi > Untuk Guru

BAB 1

Benua Australia  |  Latihan untuk Siswa  |  Untuk Guru

Untuk Guru

Gunung-gunung api di Australia

Australia dan Indonesia adalah negara yang bertetangga, tetapi geografi dan geologinya sangat berlawanan. Australia pada umumnya adalah benua yang rata. Benua tersebut secara relatif merupakan kawasan yang stabil, dan menurut sejarahnya tidak pernah mengalami ledakan gunung api, aktifitas gempa bumi yang terbatas dan tercatat tidak pernah mengalami angin topan tsunami.

Indonesia meliputi busur pulau gunung api yang penting. Negeri ini adalah kawasan yang tidak stabil yang secara tetap mengalami ledakan gunung api, gempa bumi dan gelombang tsunami. Namun, Australia dan Indonesia sangat berkaitan dalam hal proses geologi yang dinamis yang membentuk samudera, benua, dan daratan perbatasannya yang tidak stabil.

Australia membentuk suatu bongkah benua yang terletak pada lempeng Australia-India. Lempeng tersebut masih terus tumbuh pada suatu pematang gunung tengah-samudera di bawah laut yang membentang dari Samudera Selatan ke Samudera Hindia (Lihat Gambar 1.14). Bahan lelehan yang merupakan gerakan vertikal di sepanjang pematang ini membentuk dasar samudera yang baru dan mendesak lempeng Australia ke arah utara dalam kecepatan 6 sampai 7 cm per tahun.

Di Australia sebelah barat laut, dasar samudera yang lama bertabrakan dengan lempeng Asia di sepanjang lempeng Indonesia. Di sana, lempeng Australia terdesak dan melesak ke bawah Kepulauan Indonesia. Pada saat lempeng Australia menurun di sepanjang kawasan tabrakan ini, lempeng tersebut membentuk Parit Jawa di samudera yang dalam. Parit yang sempit ini merupakan titik terdalam di Samudera Hindia, yakni 7.700 m lebih di bawah permukaan laut.

Proses ini, yakni ketika lempeng yang bertabrakan meluncur ke bawah lempeng lain, disebut penunjaman. Lempeng Australia tertunjam di bawah perenggan Indonesia selama 70 juta tahun. Bagian-bagian dari lempeng tersebut mungkin telah menurun sampai kedalaman 1.200 km di bawah Indonesia. Lempeng yang menurun itu menyebabkan banyaknya gempa bumi yang besar dan dalam di Indonesia. Proses tersebut melepaskan panas yang menyebabkan melelehnya batuan yang menindih. Bahan lelehan muncul sebagai magma dan meletus pada permukaan, dan di sinilah lelehan tersebut membentuk gunung api di Indonesia. Jadi, lempeng Australia mengeluarkan bahan lelehan yang mempunyai andil terhadap pertumbuhan gunung api Indonesia.

Sejak terlepas dari Antartika kira-kira 90 juta tahun yang lalu dan bergerak ke arah utara, lempeng tersebut melewati gerak lelehan vertikal (upwelling) yang panas dan dalam pada selubung gunung api yang ada di bawahnya. Upwelling ini telah menyebabkan rangkaian gunung api, yang disebut gunung api titik panas.

Peristiwa-peristiwa vulkanis terjadi di kawasan Australia dan berbeda dengan kegiatan vulkanis di Indonesia. Ledakan vulkanis Australia jauh lebih jarang dan tidak terlalu keras. Gunung-gunung api Australia mengeluarkan lava basal. Sebaliknya, Indonesia merupakan kawasan gunung api yang paling aktif di bumi. Indonesia mempunyai gunung-gunung api yang mudah meledak dan besar dan sering mengeluarkan lava andesit.

Australia's volcanic region
Gambar 1.15: Daerah gempa bumi Australia

Kedua ledakan gunung api terakhir di Australia yang terjadi di Gunung Gambier dan Gunung Schank, kira-kira 5.000 tahun yang lalu, hanya menghasilkan beberapa kawah kecil dan aliran lava basal dan tidak sampai ada orang yang meninggal. Hal ini berlawanan dengan dua ledakan gunung api yang terkenal di Indonesia. Gunung Tambora pada tahun 1815 dan Krakatau pada tahun 1883 meledak dengan hebat. Ledakan Krakatau menyebabkan tsunami yang besar sekali.

Gempa bumi Australia jarang mencapai angka 6 dalam skala Richter, sedangkan di beberapa tempat di Indonesia gempa bumi dapat mencapai angka 8 dalam setiap 30 sampai 40 tahun.

Australia mempunyai beberapa bagian kerak bumi yang paling tua. Australia Barat mempunyai batuan yang umurnya 4 milyar tahun. Benua tersebut telah berkembang ke arah timur, dan banyak bagian di Australia timur yang terbentuk dalam 300 juta tahun terakhir. Busur Pulau Indonesia juga mengarah ke timur, membentuk Sumatera dan Jawa selama 70 juta tahun terakhir, sedangkan pulau-pulau sebelah timur bagian tengah sampai Flores terbentuk dalam 25 juta tahun yang lalu dan pulau-pulau bagian timur jauh terbentuk dalam 10 juta tahun terakhir. Kira-kira 5 juta tahun yang lalu, rotasi (perputaran) kawasan Nugini-Irian Barat menyeret busur Banda ke arah utara, yang menyebabkan terperangkapnya dasar laut lama di Laut Banda.

Sekarang ini, sebagian besar titik panas Australia tidak aktif, selain aktifitas gempa bumi. Hal ini mungkin menunjukkan adanya tekanan kuat pada lempeng yang disebabkan oleh daya tekan manakala Australia menekan ke atas menggeser Indonesia dan batas Nugini-Irian Jaya.

Kembali ke atas


Halaman Berikutnya: BAB 2: Iklim Australia
Halaman Sebelumnya: BAB 1: Latihan untuk Siswa